Kamis, 07 Juni 2012
Selasa, 28 Februari 2012
LAPORAN PRAKTIKUM
Ilmu Kesehatan Ternak Unggas
Bedah Bangkai Ayam Sakit
CRD Complex
Praktikan:
Eko Karyadi (101621)
Lasiman (101610)
Siti Mawarsih (101637)
JURUSAN
PRODUKSI TERNAK
AKADEMI PETERNAKAN
KARANGANYAR
KARANGANYAR
2011
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas ridho dan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan laporan bedah bangkai ayam sakit pada
mata kuliah Ilmu Penyakit Unggas.
Penyusun
menyampaikan penghargaan dan ucapa terimakasih yang setinggi-tingginya kepada
yang terhormat:
1. Ir.
Diwi Acita Irawati, MP selaku Direktur Akademi Peternakan Karanganyar
2. Ir.
Tjatur Lukito selaku ketua jurusan produksi ternak Akademi Peternakan Karanganyar
3. Drh.
Heru Suripta selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Penyakit Unggas
4. Semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan bedah bangaki ayam sakit ini
Kami
menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
penyusun harapkan demi kesempurnaannya. Semoga laporan bedah bangkai ayam sakit
ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penyusun pada khususnya.
Karanganyar,
Desember 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
............................................................................................. i
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan ....................................................................................... 1
A.
Tujuan dan
Manfaat ...........................................................................
1
B.
Materi dan
Metode
............................................................................. 2
C.
Tinjauan Pustaka
................................................................................ 2
BAB II Hasil Seksi
A. Anamnesa .........................................................................................
8
B. Laporan Sementara
........................................................................... 9
BAB
III Pembahasan
.....................................................................................
10
BAB
IV Penutup
A. Kesimpulan
......................................................................................
12
B. Saran ...............................................................................................
12
BAB
V Dokumentasi
................................................................................... 13
Daftar
Pustaka ..............................................................................................
14
BAB I
Pendahuluan
Dalam
rangka menuju kesejahteraan suatu bangsa dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Salah satunya adalah dengan mengembangkan dan memajukan dunia peternakan.
Peternakan diindonesia ini sebagian besar berasal dari dunia unggas. Baik itu
dari unggas petelur maupun untuk unggas pedaging (broiler).
Untuk
memajukan dunia peternakan sendiri banyak sekali tantangan yang harus dihadapi.
Salah satu yang dihadapi oleh peternak yang sangat mempengaruhi produksi adalah
penyakit. Anggaran yang diberikan biasanya 2-5% padahal sebenarnya masalah
penyakit ini sangat rentan untuk ternak unggas. Oleh karena itu pengetahuan
peternak tentang kesehatan unggas sendiri juga perlu ditingkatkan untuk
memperoleh hasil sesuai target.
Pengobatan,
pencegahan dan sanitasi kandang yang baik juga menentukan tingkat keberhasilan
suatu usaha peternakan. Banyak sekali jenis penyakit unggas yang harus kita
waspadai. Gejala penyakit yang timbul kita harus tahu, karena terkadang gejala
penyakit ini tidak terdeteksi oleh peternak. Salah satu penyakit yang sering
menyerang ternak unggas adalah CRD complex. Penyakit ini harus dipelajari
dengan seksama karena banyak penyakit yang gejala yang sama dengan CRD complex.
Vaksinasi teratur, juga merupakan kunci keberhasilan pencegahan penyakit
unggas.
A.
Tujuan dan Manfaat
1.
Tujuan
Tujuan
praktikum bedah bangkai ini adalah :
a. Untuk mengetahui gejala dan ciri-ciri ayam yang
terjangkit penyakit CRD complex
b. Untuk mengetahui perubahan organ dalam pasca mati
ayam yang terjangkit penyakit CDR complex
c. Sebagai salah satu syarat pembelajaran Mata Kuliah
Ilmu Kesehatan Unggas di Akademi Peternakan Karanganyar.
2. Manfaat
Manfaat
yang diharapkan adalah :
a. Mahasiswa dapat mengetahui diagnosa gejala ayam yang
terjangkit penyakit CRD complex dan ayam masih dalam keadaan hidup
b. Mahasiswa dapat mengetahui perubahan organ dalam
pasca mati, ayam yang terjangkit penyakit CRD complex
B.
Materi dan metode
1. Materi
Materi
yang digunakan dalam praktikum bedah bangkai pada mata kuliah ilmu penyakit
unggas adalah 1 ekor ayam sakit umur 28 hari, ember, pisau bedah, pinset,
gunting, sepuit, meja bedah dan plastik.
2. Metode
Metode
yang digunakan adalah mematikan ayam dengan cara emboli sebelum dilakukan pembedahan.
C.
Tinjauan Pustaka
1.
Chronic
Respiratory Disease (CRD)
a.
Etiologi
Chronic Respiratory Disease (CRD) adalah penyakit
infeksius menular yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit ini terjadi secara
berlarut – larut (kronis) dan menimbulkan gangguan terutama pada saluran pernafasan
unggas. (Yahya, 1991)
CRD disebabkan oleh organisme
Mycoplasma gallisepticum. Penyebaran
penyakit umumnya terjadi baik secara vertikal maupun horisontal. (Bambang,
1992). Sedangkan menurut Yahya (1991), Mycoplasma
gallisepticum dapat merangsang pembentukan zat kebal yang tidak sempurna
sehingga penderita yang telah sembuh akan bertindak sebagai pembawa bibit dan
merupakan sumber penularan. Mycoplasma
gallisepticum termasuk dalam kelompok
bakteri Gram negatif (-). Bakteri ini termasuk dalam genus Mycoplasma
dari famili Mycoplasmataceae. Struktur tubuhnya berbentuk pleomorfik
yang biasanya kokoid (bentuknya mendekati bundar atau oval). (Medion, 2008)
CRD dapat menyerang ayam pada semua umur,
tetapi lebih banyak menyerang ayam umur muda, yaitu usia 4 – 9 minggu. Angka
kesakitan (morbiditas) lebih tinggi dibanding angka kematian (mortalititas). Masa
inkubasi bervariasi antara 2 – 3 minggu dan penyakit bersifat kronis. CRD akan
menjadi parah apabila disertai penyakit lain terutama Escherchia coli.
b. Cara penularan
Penularan
penyakit CRD secara vertikal melalui telur dan secara horisontal dari ayam satu
ke ayam lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penularan tidak
langsung terjadi dengan perantara manusia, hewan liar atau peralatan kandang
sehingga Mycoplasma gallisepticum masuk ke dalam tubuh ayam sehat dan
menyebabkan ayam sehat menjadi sakit atau tercemar Mycoplasma gallisepticum.
(Yahya, 1991)
Saluran pernapasan ayam secara alami dilengkapi dengan pertahanan mekanik.
Permukaannya dilapisi mukosa dan terdapat silia (bulu-bulu getar) serta mukus
yang berfungsi menyaring udara yang masuk. Menurut medion (2011) cara penularan
dengan cara M. gallisepticum yang sering terdapat di saluran pernapasan
ayam ini, masuk bersamaan dengan aliran udara yang sebelumnya telah
terkontaminasi. Ketika memasuki saluran pernapasan ayam, agen penyakit ini
menempel pada mukosa saluran pernapasan dan merusak sel-selnya. Adanya bakteri
ini akan memicu terjadinya radang dan aliran darah di daerah tersebut menjadi
meningkat. Bakteri akan ikut aliran darah dan menuju kantung udara, dimana
kantung udara merupakan tempat yang cocok untuk M. gallisepticum hidup
dan berkembang biak.
c. Gejala
Penyakit CRD biasanya akan menyerang seluruh kelompok ayam
meskipun tingkat keparahannya berbeda – beda. Dari Yahya (1991) menyatakan
bahwa tanpa komplikasi, kelompok ayam yang terserang CRD tidak menunjukkan
gejala klinik yang jelas. Gejala klinik yang biasanya terlihat adalah ingus
katar keluar dari lubang hidung, batuk, dan bersuara waktu bernafas, terkadang
muka ayam yang terserang CRD akan bengkak akibat adanya penimbunan eksudat
dalam sinus infraorbitalis.
Jika dilakukan bedah bangkai dapat ditemukan kelainan pada
saluran pernafasan yaitu, rongga dan sinus hidung mengandung eksudat katar,
kantong hawa mengandung eksudat katar dan pada kasus yang akut akan terjadi
penebalan dan berwarna keruh (cloudy swelling) pada kantong hawa.
Gejala CRD juga di kuatkan
dari sumber lain yaitu, medion (2011) tentang perubahan patologi pada bedah bangkai dengan ditemukan peradangan
pada saluran pernapasan bagian atas (laring, trakea, bronkus), paru-paru
berwarna kecoklatan, kantung udara tampak adanya lesi yang khas (keruh dan
menebal) serta pembentukan jaringan fibrin pada selaput hati (perihepatitis)
dan selaput jantung (pericarditis) dan perkejuan di organ dalam
(komplikasi colibacillosis).
d.
Pencegahan
pencegahan dan
pengendalian penyakit CRD kompleks menurut medion (2011) terdiri dari 3 hal yang harus dilakukan :
1) Menciptakan
lingkungan kandang yang nyaman
Tindakan yang dilakukan
seperti memperbaiki sirkulasi udara di dalam kandang dengan manajemen buka
tutup tirai, menjaga agar populasi ayam di kandang tidak terlalu padat, beri
pemanas yang cukup pada DOC selama masa brooder, membersihkan litter
dari feses dan mencegah litter basah untuk meminimalkan produksi ammonia
yang berlebihan. Litter yang basah akan memacu timbulnya penyakit
gangguan saluran pernapasan dan pencernaan, karena di litter banyak
berkembang bakteri, virus dan parasit.
2) Mempertahankan
kondisi ayam agar tetap sehat
Hal utama yang
diusahakan dalam menjaga kondisi ayam tetap sehat adalah menghindari faktor
stres. Faktor penyebab stres antara lain agen penyakit, lingkungan yang tidak
nyaman dan tata laksana pemeliharaan yang tidak baik. Berikan mulvitamin untuk
meningkatkan stamina tubuh ayam.
3) Melaksanakan biosecurity
yang ketat
Adapun penerapan biosecurity
tersebut antara lain dengan memperbaiki tata laksana kandang, melakukan
sanitasi dan desinfeksi di areal lingkungan kandang, melakukan pengafkiran pada
ayam yang terinfeksi dan kondisinya sudah parah, kosongkan kandang minimal 14
hari setelah kandang dibersihkan dan pengontrolan lalu lintas dengan mengontrol
kendaraan yang keluar masuk lokasi peternakan.
2.
Colibacillosis
a.
Etiologi
Colibacillosis adalah penyakit
yang disebabkan oleh bakteri coliform (Yahya, 1991). Coliform merupakan bakteri
yang normal hidup pada saluran pencernaan dan biasanya banyak terdapat pada
peternakan ayam. Bakteri yang menyebabkan colobacillosis adalah Escherichia coli, Escherichia coli merupakan
bakteri gram negative yang tidak tahan asam, berbentuk batang, dan dapat
bergerak. Bakteri banyak terdapat di usus bagian belakang dan keluar dari tubuh
bersama – sama feses. Didalam feses bakteri tahan sampai beberapa minggu,
tetapi tidak tahan kering dan desinfektan.
Sedangkan
menurut ( Tabu, 2000, disitasi nusantaraku )Kolibasilosis
disebabkan oleh bakteri Escherichia coli, yang tergolong gram negative(-), tidak tahan asam, tercat uniform,
merupakan basilus yang tidak membentuk spora dan mempunyai ukuran dan bentuk
yang bervariasi. Escherrichia
coli
disebut juga “opportune oathogens” oleh karena penyakit yang ditimbulkannya
biasanya bersifat sekunder mengikuti stress atau penyakit lainnya.
b.
Penularan
Cara penularan Colibacillosis
yaitu dari tinja ayam sakit, lingkungan dan
peralatan, telur tetas yang tercemari tinja, infeksi pada indung telur dan
kantong kuning telur merupakan sumber penularan. (Yahya, 1991)
Penularan
penyakit Colibacillosis dikuatkan dengan pendapat dari (central unggas, 2010) yaitu, penularan
dapat terjadi
secara vertikal dan horizontal. Penularan secara vertikal terjadi melalui
saluran reproduksi induk ayam, yaitu melalui ovarium atau oviduk yang
terinfeksi. Telur yang menetas akan menghasilkan DOC yang tercemar
bakteri Escherichia coli.
Penularan horizontal terjadi secara kontak langsung dengan ayamsakit atau secara tidak langsung melalui kontak dengan bahan / peralatan kandang yang tercemar. Penularan biasanya terjadi secara oral melalui ransum / air minum yang terkontaminasi bakteri melalui saluran pernapasan bersama debu diudara. Larva dan kumbang hitam dewasa (Alphitobius diaperanus) berperan menularkan dan menyebarkan bakteri Escherichia coli antar kandang atau peternakan. Cara penularan adalah ayam makan larva/kumbang dewasa atau akibat ayam kontak dengan feses kumbang yang tercemar bakteri Escherichia coli.
Penularan horizontal terjadi secara kontak langsung dengan ayamsakit atau secara tidak langsung melalui kontak dengan bahan / peralatan kandang yang tercemar. Penularan biasanya terjadi secara oral melalui ransum / air minum yang terkontaminasi bakteri melalui saluran pernapasan bersama debu diudara. Larva dan kumbang hitam dewasa (Alphitobius diaperanus) berperan menularkan dan menyebarkan bakteri Escherichia coli antar kandang atau peternakan. Cara penularan adalah ayam makan larva/kumbang dewasa atau akibat ayam kontak dengan feses kumbang yang tercemar bakteri Escherichia coli.
c.
Gejala
Pada saat ayam menderita penyakit salurann pernafasan, E.coli terhisap
melalui saluran pernafasan. Kemudian melakukan multiplikasi dan infeksi.
Infeksi biasanya local pada kantung udara dan menyebabkan penyakit kronis.
Kantung udara menjadi tebal mengandung cairan dan massa seperti keju. Hal ini
menyebabkan ayam sulit bernafas. (Yahya, 1991)
Infeksi E.coli dapat juga menyebar ke hati, jantung, kantong udara
abdominal, sehingga menyebabkan alat tubuh tersebut terselaputi dengan selaput
fibrin (perihepatitis). Keadaann tubuh yang buruk atau jika ada stres semakinn
memperparah E,coli, keadaan sakit
terjadi tiba – tiba, lesu, dan malas berpindah tempat.
Infeksi colibacillosis bisa bersifat lokal atau sistemik
dengan berbagai bentuk, (central
unggas, 2010) yaitu, terjadinya omphalitis atau peradangan pada pusar,
terjadinya pembengkakan bagian kepala (Swollen Head Syndrome), terjadi diare,
peradangan saluran telur (salpingitis) sehingga mengakibatkan produksi telur
menurun, dan kematian sporadic pada ayam dewasa.
d.
Pencegahan
Pencegahan penyakit untuk
meminimalisir colibacillosis dapat dilakukan dengan cara berikut, dari sumber yang diambil dari central
unggas, 2010 :
1. Sanitasi
kandang
2. Pengelolaan kandang serta ternak yang baik
3. Peralatan
peternakan dicuci dengan bersih
4. Cek kualitas
air minum peternakan terhadap adanya bakteri coliform dan E.coli.
BAB
II
Hasil
seksi
1.
Anamnesa
a) Asal
ayam
·
Nama peternak : Ari Subekti
·
Lokasi peternakan : Bayas, Sambirejo, Jumantono
·
Jumlah populasi : 3000 ekor
·
Periode :
-
b) Umur
ayam :
28 hari
c) Ras
:
Broiler
d) Pakan : Comfeed
e) Gejala : -
Ngorok
-
Kaki lumpuh
-
Ngantuk
-
Nafsu makan turun dan murung
-
Bulu kusam
-
Sayap terkulai
-
Muka bengkak
-
Diare berwarna hijau
f) Pengobatan
Obat
yang diberikan:
·
1 – 3 hari : Aviflox
·
8 – 16 hari : Colistam
·
19 – 21 hari : Moxycoligrin
·
25 – 27 hari : Moxycoligrin
g) Diagnosa : CRD complex dengan
colibacillosis
2.
Laporan
Sementara
Dari
hasil pembedahan yang dilakukan di laboratorium APEKA ditemukan perubahan –
perubahan patologi sebagai berikut :
a) Jantung
diselimuti selaput fibrin
b) Terdapat
selaput fibrin keruh pada hati
c) Kantong
hawa mengalami penebalan dan perkeruhan (cloudy swelling)
d) Pada
sinus terdapat cairan berwarna kuning kental
e) Pada
faring terdapat lendir
f) Oedema
pada bagian perut, berisi cairan berwarna kuning sebanyak 5 ml
g) Hati
berwarna merah pucat
h) Pada
usus terjadi perbarahan
BAB
III
Pembahasan
Dari hasil
pembedahan yang dilakukan pada tanggal 01 November 2011 di laboratorium APEKA,
pada ayam broiler umur 28 hari ditemukan perubahan – perubahan patologi pada ayam
tersebut. Dari gejala – gejala klinik yang terlihat seperti Ngorok, kaki lumpuh, ngantuk, nafsu makan
turun dan murung, muka bengkak, diare warna hijau, bulu kusam, dan sayap
terkulai, kami mendiagnosa ayam tersebut menderita Chronic Respiratory Disease
(CRD) complex dengan colibacillosis. Hal tersebut sesuai dengan (Yahya, 1991)
pada ayam yang terserang CRD komplex gejala klinik yang dapat dilihat adalah
ingus katar keluar dari lubang hidung, muka
bengkak akibat adanya penimbunan eksudat dalam sinus infraorbitalis, serta
diare berwarna hijau, kuning keputih – putihan. Hal ini diperkuat dengan
pendapat (Setiawan, 2010 ) bahwa ayam yang terserang colibacillosis mengalami
peradangan di bawah kulit atau cellulitis. Cellulitis akut atau sub akut yang
melibatkan perubahan pada periorbhital dan jaringan subkutan di daerah kepala
dapat memicu terjadinya penyakit Swollen Head Syndrome (SHS).
Setelah dilkukan pembedahan
ditemukan perubahan – perubahan patologi
sebagai berikut, Jantung diselimuti selaput fibrin, Terdapat
selaput fibrin keruh pada hati, Kantong hawa mengalami penebalan dan perkeruhan
(cloudy swelling), Pada sinus terdapat cairan berwarna kuning kental, Pada
faring terdapat lendir, Oedema pada bagian perut, berisi cairan berwarna kuning
sebanyak 5 ml, Hati berwarna merah pucat,
Pada usus terjadi perbarahan. Perubahan – perubahan patologi tersebut sesuai
dengan pendapat (Yahya, 1991) jika dilakukan bedah bangkai dapat ditemukan
kelainan pada saluran pernafasan yaitu, rongga dan sinus hidung mengandung
eksudat katar. Pada kantong hawa selain mengandung eksudat katar dapat
ditemukan pula penebalan dan kekeruhan (cloudy swelling).
Komplikasi CRD
dengan Escherchia coli menyebabkan hati dan jantung diselaputi oleh jaringan
fibrin. Terjadi kerusakan pada organ pencernaan, terjadi oedema, keluar lendir
bercampur darah, dan terjadi peradangan pada usus.
BAB
IV
Penutup
A.
Kesimpulan
Dari hasil bedah bangkai pada ayam broiler yang
dilakukan dan kelainan – kelainan yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa ayam
menderita CRD complek, sesuai dengan ciri-ciri fisik ayam,
dan keadaan organ dalam pasca mati.
Ciri-ciri
ayam yang dibedah mempunyai ciri ayam yang terjangkit penyakit CRD complex.
Pada ayam ini penyakit CRD complex dengan penyakit collibacilosis.
B. Saran
Dalam beternak
ayam broiler sebaiknya kebersihan dan sanitasi kandang selalu dijaga dengan
baik. Selain itu, program vaksinasi harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan
dosis yang ditentukan oleh pembuat vaksin agar kesehatan ayam tetap terjaga.
BAB
V
Dokumentasi
NB.
Berhubung laporan sementara hilang maka kami mencantumkan dokumentasi yang
diambil pada saat proses pembedahan bangkai tanggal 01 November 2011 pukul
10.08:14 WIB.
Daftar
pustaka
Anonimus.2008. medion.co.id
Setyawan.2010.centralunggas.blogspot.com
Yahya Y.,1991.Penyakit-penyakit Penting pada Ayam.Medion:Bandung
Langganan:
Postingan (Atom)